Kabarborneoraya.com : Banjarmasin Ditinggal selamanya oleh ibu secara substansial sangat menyakitkan dan berdampak signifikan bagi seorang anak, begitulah perumpamaan yang cocok bagi perkembangan UMKM setelah ditutup MAMA KHAS BANJAR, beraroma ruwet dalam kebingungan karena ada strategi yang kurang tepat dalam menyikapi keberadaan UMKM.
Semakin ruwet karena UMKM Mama Khas Banjar, bukan sekedar usaha ekonomi tetapi sekaligus membawa pesan budaya, dari produknya yang banyak menjual makanan khas banjar dan cara berdagang dengan bekerja sama, bergotong royong dengan kula serta bubuhan sendiri sesuai prinsip Kayuh Baimbai, sebuah usaha yang seharusnya ikut menjadi kepedulian para pencinta budaya dan lembaga budaya banjar.
Kuadran kombinasi antara legalitas ( perijinan ) dengan kepatuhan pada standard ( ketentuan ) membagi UMKM dalam empat golongan yaitu berijin dan mengikuti standard, berijin dan belum mengikuti standard, tidak berijin dan mengikuti standar serta tidak berijin dan tidak mengikuti ketentuan.
Bagi UMKM yang legal dan belum sepenuhnya mengikuti standard seperti Mama Khas Banjar, wajib dilakukan pembinaan teratur, berbentuk sosialisasi dan advokasi supaya tak mengalami kesulitan pemenuhan standard, dapat disertai pembinaan kompetensi , meraih legalitas dalam bentuk sertifikasi, kemampuan evaluasi mandiri dan pembinaan derivatif lainnya.
Pada dasar berpikir seperti diatas maka semua kesenjangan yang terjadi pada UMKM legal tapi belum sepenuhnya mampu mengikuti ketentuan dengan segala akibat ikutannya, merupakan bentuk kesenjangan yang terjadinya, tak hanya karena kesalahan UMKM tetapi dapat dijadikan bahan instrospeksi ketepatan koreksi yang akan dijatuhkan sekaligus untuk menilai pembinaan kepada UMKM.
Ujung akhir pembinaan UMKM berupa adanya buruh serta masyarakat sehat, sejahtera serta bahagia pada hakekatnya merupakan hasil dari sebuah harmoni ataupun keseimbangan holistik perhatian pemerintah dalam menyikapi aspirasi pekerja serta empati kepedulian pengusahanya.
Terselip pesan agar koreksi terhadap UMKM tak mengganggu stabil equilibrium tersebut.
Pembinaan dan pemberian koreksi yang tidak tepat berdampak sangat buruk buruk di bidang ketenagakerjaan sehingga wajib dilakukan arif tidak terkesan menakut nakuti dan beraroma dendam, ingin menjegal dan mematikan usaha. Pengusaha UMKM akan memilih mundur tidak berani karena bagi sebagian besar mereka, jiwa yang tertekan lebih menakutkan dibandingkan kelaparan perutnya. Mereka akan memilih mati karena tidak berani hidup, sambil berteriak lantang, MAY DAY…. MAY DAY ….. MAY DAY.
Banjarmasin
1 Mei 2025
Di HARI BURUH INTERNASIONAL
0 Komentar